Hanya Isyarat

Jumat, 26 Agustus 2011 12.59 Diposting oleh Driyan Natha 0 komentar


"Aku menghela napas. Kisah ini semakin berat membebani lidah. Aku sampai di bagian bahwa aku telah jatuh cinta. Namun orang itu hanya mampu kugapai sebatas punggungnya saja. Seseorang yang cuma sanggup kuhayati bayangannya dan tak akan pernah kumiliki keutuhannya. Seseorang yang hadir sekelebat bagai bintang jatuh yang lenyap keluar dari bingkai mata sebelum tangan ini sanggup mengejar. Seseorang yang hanya bisa kukirimi isyarat sehalus udara, langit, awan, atau hujan. Seseorang yang selamanya harus dibiarkan berupa sebentuk punggung karena kalau sampai ia berbalik niscaya hatiku hangus oleh cinta dan siksa." 


[Dee – Hanya Isyarat/Recto Verso hal. 47]


***


Sahabat, pernahkah engkau begitu merindukan seseorang sehinggga kau lihat wajahnya di banyak wajah?. Atau pernahkah engkau begitu mendamba hadirnya satu sosok sehingga namanya selalu kau sebut meski kau sedang terlelap?. Adakah saat itu sakit yang tak biasa menghimpit dadamu hingga kian sesak dan memompa tetes demi tetes air – mata?. Jika ya kau pernah mengalaminya, mari… istirahatlah sejenak, duduklah di sampingku. Kita berbagi cerita karena aku pun pernah mengalaminya.


Mungkin inilah bukti dari ketidakmampuan kita mengejawatahkan perasaan. Rasa yang harusnya mudah dicerna menjadi kebimbangan yang ‘tak berhenti menjadi tanya dalam pikiran. Engkau merindukan sosok itu dan aku pun merindukan sosok yang lain tapi bahasa rasa menalikan kita. Seakan kita adalah musafir yang berjalan dengan tujuan berbeda namun padang pasir yang kita tempuh sama. 


Kita berbagi ilusi yang serupa. Berharap adanya oase di depan sana karena rasa lelah kian mendera. Mungkin inilah bahasa kasih; memabukkan jiwa. Menjejali hati kita dengan harapan akan adanya kota impian hingga kita muak dan hampir gila. Namun kita masih bisa berbagi cerita dalam tawa. Mimpi itu membuat perjalanan kita layak untuk ditempuh.


Engkau membuatku bercerita kalau selama ini kuhayati dia hanya sebatas punggung. Aku tak tahu apa yang sesungguhnya dibahasakan oleh senyum atau tatapnya. Tetapi ada beban yang ‘tak sanggup dia sanggah. Dalam diamnya, ada keresahan yang sangat dalam. Seperti menunggu sesuatu itu tiba. 


Akankah itu sosok yang selama ini dia cari sehingga dia mampu terpaku lama dalam penantian?. Lantas kenapa dia tetap bisu?. Harusnya dia teriakkan sebuah nama hingga dua raga mendekap dan mampu membasuh dahaga. Baiknya dia menjemput hari indah itu sehingga terpuaskan semua angan dan dadanya pun lega apabila dihela. Lalu perlahan, waktu akan memudarkan kesadarannya akan sesuatu, yaitu diaroma hatiku.


Sampai kini pun, aku tetap disini; mendamba untuk bisa menatap matanya. Aku sadar tidak mungkin kami bicara dalam radius rasa yang sama. Namun menghayati punggungnya terasa sudah lebih dari cukup buatku. Jangan sampai dia berbalik! Jangan menatapku! Karena itu siksa bagiku. Dia pantas berada di tempatnya; menikmati segenap komposisi hidupnya yang selaras. Bukan di sini, di sisiku; menggumuli rumit duniaku. Aku hanya ingin menatap matanya untuk memastikan dia baik – baik saja. Untuk itu, ku tempuh perjalanan ini.


Tanpa kusadari, dia menjelma engkau. Ya… engkau; sumber segala inspirasi yang turun ke bumi. Ribuan cerita tercipta karena hadirmu yang ‘tak biasa. Perjalanan kita menyadarkanku bahwa ‘tak ada yang lebih indah dari proses mengalami. Tujuan membuatku melangkah namun semangatmu yang membuatku tetap percaya saat langkah semakin berat. Dan jika pun mimpi itu ‘tak bisa terjamah, maka tak apa. Nilai kebersamaan yang pernah kita bagi menjadi berharga untukku. 


Jika suatu nanti cuaca mampu mengurai kekeruhan ini, maka diamlah sejenak. Pejamkan matamu. Di balik cahaya, maknailah pentas segenap puisi yang bersimponi di telingamu. Serta rasakan belaian dari isyarat yang pernah kita bisikan pada angin, pada bulir hujan. Kini, ku titipkan mereka padamu. Cukup hanya padamu. Ku harap waktu mampu membuatmu mengerti bahwa aku disini cukup bahagia, hanya dengan bersamamu saja.


Dedicated to : Sony Budimantoro.


Driyan Natha.